Dari Berau ke Malang: Ramdan Bawa Misi Besar Bangun Ekosistem Kreatif Berkelanjutan

MALANG – Langkah Kabupaten Berau untuk menegaskan posisinya di peta ekonomi kreatif nasional kembali terlihat dalam ajang Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang berlangsung di Malang Raya, Jawa Timur. Tahun ini, Ramdan, sosok muda penggerak ekonomi kreatif asal Berau, hadir sebagai delegasi dengan misi memperkuat kolaborasi lintas daerah dan membangun ekosistem kreatif yang berbasis data, kapasitas, dan dampak nyata.

Dikenal sebagai pendamping legalitas usaha sekaligus pembina UMKM lokal, Ramdan telah lama menjadi figur penting dalam gerakan ekonomi kreatif di Bumi Batiwakkal. Melalui pelatihan, program inkubasi, hingga kolaborasi digital, ia membantu pelaku usaha kecil agar lebih siap bersaing dan berdaya di pasar modern.

“Saya tidak hanya datang ke festival, tapi pulang dengan cara kerja baru. Saya belajar langsung bagaimana kota lain mengukur dampak ekonomi kreatif, dan saya ingin membawa sistem itu ke Berau,” ungkap Ramdan saat diwawancarai via WhatsApp, Minggu (9/11/2025).

Sejak 2021, Ramdan turut menjembatani hubungan antara Berau Creative Network dengan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) dan berbagai komunitas kreatif nasional. Tahun ini, penunjukannya sebagai delegasi resmi Berau telah melalui proses verifikasi oleh ICCN.

Dalam ICCF 2025, ia membawa tiga misi utama:

1. Pemetaan pelaku dan potensi kreatif berbasis data,

2. Penguatan kapasitas pelaku dalam bidang legalitas, perpajakan, branding, dan digital,

3. Perluasan akses pasar melalui kolaborasi antar kota dan komunitas.

“Dari cerita lokal jadi produk, dari produk jadi pasar,” tegasnya.

Ramdan menyoroti lima sektor unggulan ekonomi kreatif Berau — kuliner, kriya kayu, wastra, seni pertunjukan, dan konten digital — yang menurutnya mencerminkan identitas lokal sekaligus punya potensi ekspor yang besar.

Selain memperluas jejaring, ia juga mendorong lahirnya pertukaran mentor, kurasi produk bersama, dan kelas rutin bagi pelaku UMKM. Program seperti klinik legal–pajak, kelas digital branding, dan showcase produk daerah akan digelar sebagai wadah berbagi antar pelaku kreatif Berau.

“Kami ingin memastikan setiap pelaku ekraf di Berau punya akses belajar, pendampingan, dan pasar. Bukan cuma ikut pameran, tapi membangun sistem yang hidup,” jelasnya.

Ramdan mengakui bahwa Berau punya kekuatan unik dibanding daerah lain: perpaduan budaya dan kekayaan bahari yang autentik. Namun, tantangan tetap ada — terutama pada konsistensi program, data pelaku yang belum lengkap, dan literasi bisnis yang masih rendah.

“Konsistensi kalender kegiatan itu kunci. Ekosistem kreatif harus hidup setiap bulan, bukan hanya pas event besar,” ujarnya.

Selama mengikuti ICCF di Malang, Ramdan banyak belajar dari kota-kota yang telah lebih dulu membangun ekonomi berbasis inovasi dan komunitas. Ia merumuskan satu prinsip sederhana:

“Kota kreatif lahir dari kurasi kecil tapi konsisten. Dari data ke program, lalu hasilkan dampak — dan diulang tiap bulan.

”Sebagai penutup, Ramdan mengajak pelaku ekonomi kreatif Berau untuk lebih berani tampil, berjejaring, dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.

“Kita menangkan pasar dengan kualitas, cerita, dan kolaborasi. Ayo rapikan legalitas, kemasan, dan pajak. Saya siap jadi penghubung lintas kota — dari Berau untuk Indonesia,” tutupnya penuh semangat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!