Elita Herlina Desak Penyelidikan Cepat atas Dugaan Pelecehan Seksual Mantan Duta Budaya Berau

BERAU – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan mantan Duta Budaya Berau 2022, yang juga dikenal sebagai pembina pramuka, mendapat perhatian serius dari Ketua Komisi I DPRD Berau, Elita Herlina. Ia menegaskan bahwa proses hukum harus dilakukan secara cepat, transparan, dan menyeluruh demi menjamin perlindungan maksimal bagi para korban.

Elita menyebut kasus ini sebagai pukulan berat, sebab terduga pelaku selama ini dikenal sebagai figur publik yang seharusnya menjadi panutan bagi generasi muda.

“Apalagi pelakunya figur publik dan pembina pramuka. Seharusnya menjadi teladan, bukan justru melakukan tindakan yang merusak masa depan anak-anak,” ujar Elita.

Komisi I mendesak kepolisian untuk mempercepat penyelidikan, sekaligus membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat yang mengetahui adanya korban lain untuk berani melapor.

“Jika ada korban tambahan, mereka jangan takut untuk melapor. Semakin banyak informasi, semakin utuh pengungkapannya,” tegasnya.

DPRD juga meminta penelusuran lengkap terhadap seluruh aktivitas sosial terduga pelaku, mengingat keterlibatannya di berbagai komunitas kepemudaan. Langkah tersebut diperlukan untuk memastikan tidak ada korban lain yang belum terungkap.

Selain mengawal aspek hukum, Elita menekankan pentingnya pendampingan psikologis bagi korban agar dampak traumatis jangka panjang dapat diminimalkan. Ia menyoroti perlunya pengawasan lebih ketat dalam setiap program pembinaan anak dan remaja, terutama yang melibatkan pembina atau relawan.

“Anak-anak harus berada di lingkungan yang aman. Standar pengawasan wajib diperkuat, termasuk evaluasi terhadap para pembina,” jelasnya.

Komisi I disebut telah berkoordinasi dengan Dinas PPKBP3A Berau untuk memastikan penanganan cepat terkait perlindungan serta rehabilitasi korban. Elita juga menegaskan bahwa dugaan tindakan ini merupakan kesalahan pribadi, bukan representasi lembaga atau organisasi mana pun.

Sebagai langkah pencegahan ke depan, Elita mengusulkan agar proses perekrutan “Pejuang Sigap” mencakup tes psikologis untuk memastikan integritas dan kesiapan mental para calon pendamping desa.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!