Semangat Guyub Sukowati Bersemi di Bumi Batiwakkal, Wabup Gamalis: “Lestarikan Budaya, Eratkan Persaudaraan di Tanah Rantau”

Berau – Suasana penuh kehangatan dan rasa kebersamaan menyelimuti Gedung Busak Malur, Minggu (26/10/2025) pagi. Ratusan warga Sragen yang bermukim di Kabupaten Berau berkumpul merayakan Hari Ulang Tahun ke-16 Paguyuban Sukowati Berau.

Mengusung semangat guyub rukun, acara ini menjadi momentum mempererat silaturahmi sekaligus meneguhkan komitmen melestarikan budaya Jawa di tanah perantauan.

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Berau, Gamalis, yang memberikan apresiasi atas eksistensi Paguyuban Sukowati sebagai wadah pemersatu masyarakat Jawa, khususnya warga Sragen di Kabupaten Berau.

“Paguyuban Sukowati tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga organisasi yang aktif dalam sosial kemasyarakatan serta pelestarian budaya. Ini patut diapresiasi,” ujar Gamalis dalam sambutannya.

Jaga Warisan Budaya di Tanah Perantauan

Ketua Sukowati Kalimantan Timur, Bambang Pinto, mengungkapkan bahwa paguyuban ini berdiri sejak tahun 1977 dan menjadi salah satu organisasi kedaerahan tertua di Kalimantan Timur. Tujuan utamanya sederhana namun bermakna: menjaga tali silaturahmi, melestarikan tradisi leluhur, dan memperkuat solidaritas di perantauan.

Gamalis pun menegaskan, kehadiran paguyuban seperti Sukowati menjadi modal penting dalam menjaga keharmonisan kehidupan sosial di daerah yang majemuk seperti Berau.

“Berau ini terdiri dari banyak suku dan budaya. Dengan hadirnya paguyuban seperti Sukowati, kita harapkan keharmonisan dan persatuan semakin kokoh,” katanya.

Gamalis juga mendorong Paguyuban Sukowati agar terus bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Berau, termasuk dalam penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan budaya, pendidikan, hingga sosial kemasyarakatan.

“Saya berharap paguyuban tidak hanya fokus pada kegiatan internal saja, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi pembangunan daerah,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan agar nilai-nilai luhur para pendiri paguyuban terus dijaga oleh generasi penerus. Paguyuban harus menjadi ruang untuk saling mengenal, saling membantu, dan menebarkan kebaikan antar sesama.

“Jangan sampai paguyuban ini dipolitisasi atau dimanfaatkan untuk kepentingan sempit. Tujuan utamanya adalah persatuan dan kekeluargaan,” pesan Gamalis.

Dengan tema besar yang menggugah, “Guyub Rukun Nglestarekake Budaya”, acara HUT ke-16 Paguyuban Sukowati menjadi bukti bahwa budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga identitas yang harus terus dijaga di manapun berada. Semangat kebersamaan warga Sragen di Bumi Batiwakkal ini menjadi contoh kuat bahwa budaya Jawa tetap hidup, tumbuh dan memberi warna dalam keberagaman Kabupaten Berau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!